Hati-hati dalam berbicara... - Diamku Berfikir Bicaraku Berdzikir
udul diatas adalah judul yang tidak asing lagi, sudah banyak orang yang membahas tentang ini, banyak para ustadz yang selalu mengingatkan kepada jama’ahnya untuk berhati-hati dalam berbicara, bahkan hampir disetiap mesjid di setiapjum’atan sang khotib selalu mengingatkan kepada para jama’ah jum’ah. Judul di atas bisa dikatakan sebagai hal yang sudah biasa diingatkan oleh beberapa tokoh agama. Mereka menjelaskannya mungkin dari berbagai sumber seperti dalil-dalil dari quran dan hadits. Namun kali ini saya akan membahas tentang “hati-hati dalam berbicara” menurut pengalaman sendiri.Sering kali saya merasakan gelisah, galau, resah dan sedih karena akibat tidak menjaga kata-kata. Hampir setiap saat saya merasakan kesedihan yang luar biasa karena tidak pandai mencerna kata-kata. Hal ini saya rasakan saat ini yaitu saat menulis tulisan ini. Di sini saya tidak akan membahas tentang teori-teori atu tentang keterangan-keterangan mengenai bahayanya kata-kata, tapi disini saya akan membahas tentangcerita pribadi yang berkaitan dengan itu.Penyesalan yang diakibatkan karena ceroboh dan tidak ada kehati-hatiannya dalam merangkai kata sangat besar dibandingkan dengan penyesalan karena kehilangan uang rupiah. Sebab uang rupiahyang hilang akan terganti kembali, namun penyesalan yang diakibatkan karena kesalahan berbicara yang menyakitkan seseorang tidak mudah untuk disembuhkannya dan penyesalan serta rasa sesal tersebut akan selalu menghantui hati.Memang ketika kita berbicara terkadang tidak sadar dengan hal yang sedang dibicarakan, kadangkata-kata yang kita keluarkan tidak bermutu bahkan sama sekali tidak bermakna, kata-kata seperti itulah yang disebut dengan kata-kata sampah, yang namanya sampah tentunya merupakan hal yang sangat menjijikan. Mungkin anda tidak akan mau mendengarkan kata-kata yang menjijikan, mungkin anda juga tidak akan tahan ingin muntah-muntah mendengarnya. Coba bayangkan jika kata-kata anda adalah kata-kata seperti itu betapa jijinya anda, betapa tidak sukanya orang lain kepada anda.Kata yang disaring dan dicerna secara baik mungkin tidak akan menghasilkan penyesalan karenanya. Peluang sakit hati orang karena kata-kata anda itu akan semakin kecil. Kemungkinan besar orang-orang tidak akan merasakan jijik dengan kata-kata itu, dan kemungkinan besar kata-kata seperti itu akan bermakna dan berfaidah, bahkan setiap kata akan mengandung hikmah sehingga orang yang mendengarnya-pun akan menemukan sesuatu dari kata-kata itu, yaitu sesuatu yang bermanfaat.Berhati-hatilahdalam berbicara karena pembicaraan adalah merupakan identitas diri. Dimana Setiap individu memiliki ciri khas tersendiri, setiap orang pasti memiliki gaya bicara sendiri. Alangkah indahnya jika gaya bicara anda lebih berarti dan bermakna disebabkan karena kata-katanya bermakna dan berfaidah.Mari kita berfikir sebelum berkata, fikirkanlah apa yang akan dikatakan, pertimbangkan terlebih dahulu, apakah kata-kata yang hendak kita bicarakan itu akan bermakna bagi kita dan bagi pada pendengar? Apakah perkataan yang hendak kita katakan itu akan menyebabkan sakit hati seseorang? Apakah perkataan yang hendak kita katakan itu membuka aib orang ataukah malah memberikan motivasi dan dorongan kepada para pembaca untuk berbuat sesuatu kebaikan. Hal ini rupanya jarang sekali diperhatikan oleh semua orang, mungkin hanya orang-orang cerdaslah yangmemikirkannya.Berhati-hatilahdalam berbicara sebab sebagian dari pembicaraan mengandung bencana. Arti dari bencana disini luas, bencana disini bisa berarti bencana secara bahasa bisa juga benana secara sindiran. Tidak sedikit orang yang tertimpa bencana karena perkataan, contoh seperti bencana hati. Bencana hati di sini bisa disebabkan karena tersebarnya fitnah, gosip, cacian, hinaan dan lain sebagainya. Banyak sekali orang yang masa depannya hancur gara-gara tidak bisa menempatkan pembicaraan pada tempatnya. Contoh seperti teman saya, dia adalah salah satu mahasiswa yang termasuk orang cerdas tapi karena mungkin dia kurang sopan, tidak bisa menjaga kata-kata sehingga kata-kata kotorpun dia lontarkan kepada salah satu dosen dan akhirnya terjadilah sesuatu yang tidak diinginkan.Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa “keselamtan seseorang tergantung kepada lisannya” artinya: jika dia pandai menjaga lisan, tidak sembarangan berkata, tidak berkata ngasal, dan tidak ngasal dalam perkataannya, tentunya dia akan selamat. Maksudnya disni akan selamat dari berbagai hal yang diakibatkan oleh kecerobohan dalam berkata, seperti memvonis orang bersalah padahal belum tentu salah. Sebagai seorang manusia yang berfikir Mestinya kita tahu kapan harus bicara dan kapan kita harus terdiam, keduanya memiliki waktu masing-masing dan intinya adalah kita tahu situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi.
Komentar
Posting Komentar