Naik-Turun Kisah Si Bumi Datar.
umat 28 Juli 2017, 17:42 WIB

Jakarta - Teori Bumi Datar berulang kali dibantah, tapi banyak yang percaya. Informasi yang salah kalau viral di media sosial, lama-lama dianggap benar.
Kisah protes orang tua murid karena menduga guru mengajarkan pelajaran Bumi Datar di Semarang ramai diperbincangkan orang. Tak hanya itu, celetukan atau perdebatan mengenai teori bumi datar juga ramai di media sosial.
Nah, teori ini juga populer di kalangan anak muda karena viral di media sosial. Bahkan beberapa di antaranya meyakini kebenaran teori ini. Padahal teori ini mudah dibantah ahli astronomi, kenapa ya banyak yang percaya?
"Ini masalah kapasitas berpikir dan fenomena proses menanamkan ide ke dalam diri melalui media, tujuannya memang ingin agar ide yang berulang-ulang diberikan lama kelamaan akan diyakini kebenarannya," kata psikolog Kassandra Putranto melalui pesan singkat, Jumat (28/7/2017).
Selain itu, Kassandra berpendapat jika masyarakat Indonesia latah untuk membagikan informasi. Seringkali asal membagikan informasi tanpa memikirkan kebenaran konten yang dibagikan.
"Sebagian lain karena keterbatasan. Saya pikir masyarakat Indonesia mengalami gangguan impulse sebar sini-sebar sana. Yang tanpa disaring kebenarannya main reshare dan repost," terang Kassandra.
Perdebatan bahwa bumi itu datar juga berlangsung alot, para penganut paham itu juga bersikeras mengenai kebenaran teorinya tersebut. Kassandra menyebut hal itu dipengaruhi faktor kecerdasan inteligensi.
"Defense karena kapasitas berpikir yang terbatas, rigid dan mungkin juga terkait kondisi lain. Kualitas kecerdasan inteligensi, mental dan sosial yang terbatas," urai Kassandra.
Dilansir dari jurnal livescience, psikolog dari Universitas Kent di Inggris Karen Douglas, mengatakan teori bumi datar berkorelasi dengan teori konspirasi yang dipelajarinya. Dia menambahkan teori konspirasi meyakini jika ada isu penting di balik suatu peristiwa, meski seringkali memuat penjelasan yang masih samar mengenai alasan seseorang menutupi isu tersebut.
"Salah satu poin utama adalah mereka menjelaskan sebuah peristiwa besar tanpa disertai penjelasan yang detail. Justru kekuatan mereka karena 'kebenaran' yang samar," sambungnya.
Cara lainnya, teori konspirasi mengilhami cerita dengan dengan daya tarik spesial. Penganut Teori Bumi Datar bersikeras jika bumi yang mereka huni berbentuk datar.
"Jika Anda berhadapan dengan sudut pandang minoritas yang disampaikan secara cerdas, disampaikan dengan opini yang kuat, mereka bisa sangat berpengaruh. Kami (psikolog) menyebutnya sebagai pengaruh minoritas," urai Douglas.
Dalam studi American Journal of Political Science yang dipublikasikan Maret 2014, peneliti politik dari Universitas Chicago Eric Oliver dan Tom Wood menemukan separuh warga Amerika menyetujui sedikitnya satu teori konspirasi, dari peristiwa 9/11 hingga konspirasi JFK.
"Banyak orang bersedia untuk mempercayai gagasan yang bertentangan dengan narasi budaya yang dominan," kata Oliver.
Dia menambahkan penganut teori konspirasi berasal dari kecenderungan manusia untuk melihat kekuatan yang tak terlihat atau pemikiran magis. Namun penganut Teori Bumi Datar tak sepenuhnya masuk dalam gambaran besar ini. Kebanyakan teori konspirasi merupakan hasil adopsi dari sejumlah teori bahkan yang bertetangan sekalipun.
"Jika mereka menyukai teori konspirasi lainnya, mereka akan menunjukkan kecenderungan pemikiran-pemikiran magis, seperti percaya UFO, ESP, hantu, iblis dan semua hal lain yang tak terlihat," katanya.
"(Penganut Teori Bumi Datar) kedengarannya tidak seperti itu, sehingga membuatnya sangat anomali dengan kepercayaan warga Amerika yang yakin dengan teori konspirasi," tutup Oliver.
(ams/fay)
Kisah protes orang tua murid karena menduga guru mengajarkan pelajaran Bumi Datar di Semarang ramai diperbincangkan orang. Tak hanya itu, celetukan atau perdebatan mengenai teori bumi datar juga ramai di media sosial.
Nah, teori ini juga populer di kalangan anak muda karena viral di media sosial. Bahkan beberapa di antaranya meyakini kebenaran teori ini. Padahal teori ini mudah dibantah ahli astronomi, kenapa ya banyak yang percaya?
"Ini masalah kapasitas berpikir dan fenomena proses menanamkan ide ke dalam diri melalui media, tujuannya memang ingin agar ide yang berulang-ulang diberikan lama kelamaan akan diyakini kebenarannya," kata psikolog Kassandra Putranto melalui pesan singkat, Jumat (28/7/2017).
Selain itu, Kassandra berpendapat jika masyarakat Indonesia latah untuk membagikan informasi. Seringkali asal membagikan informasi tanpa memikirkan kebenaran konten yang dibagikan.
"Sebagian lain karena keterbatasan. Saya pikir masyarakat Indonesia mengalami gangguan impulse sebar sini-sebar sana. Yang tanpa disaring kebenarannya main reshare dan repost," terang Kassandra.
Baca juga: Naik-Turun Kisah Si Bumi Datar
|
Perdebatan bahwa bumi itu datar juga berlangsung alot, para penganut paham itu juga bersikeras mengenai kebenaran teorinya tersebut. Kassandra menyebut hal itu dipengaruhi faktor kecerdasan inteligensi.
"Defense karena kapasitas berpikir yang terbatas, rigid dan mungkin juga terkait kondisi lain. Kualitas kecerdasan inteligensi, mental dan sosial yang terbatas," urai Kassandra.
Dilansir dari jurnal livescience, psikolog dari Universitas Kent di Inggris Karen Douglas, mengatakan teori bumi datar berkorelasi dengan teori konspirasi yang dipelajarinya. Dia menambahkan teori konspirasi meyakini jika ada isu penting di balik suatu peristiwa, meski seringkali memuat penjelasan yang masih samar mengenai alasan seseorang menutupi isu tersebut.
"Salah satu poin utama adalah mereka menjelaskan sebuah peristiwa besar tanpa disertai penjelasan yang detail. Justru kekuatan mereka karena 'kebenaran' yang samar," sambungnya.
Cara lainnya, teori konspirasi mengilhami cerita dengan dengan daya tarik spesial. Penganut Teori Bumi Datar bersikeras jika bumi yang mereka huni berbentuk datar.
"Jika Anda berhadapan dengan sudut pandang minoritas yang disampaikan secara cerdas, disampaikan dengan opini yang kuat, mereka bisa sangat berpengaruh. Kami (psikolog) menyebutnya sebagai pengaruh minoritas," urai Douglas.
Dalam studi American Journal of Political Science yang dipublikasikan Maret 2014, peneliti politik dari Universitas Chicago Eric Oliver dan Tom Wood menemukan separuh warga Amerika menyetujui sedikitnya satu teori konspirasi, dari peristiwa 9/11 hingga konspirasi JFK.
"Banyak orang bersedia untuk mempercayai gagasan yang bertentangan dengan narasi budaya yang dominan," kata Oliver.
Dia menambahkan penganut teori konspirasi berasal dari kecenderungan manusia untuk melihat kekuatan yang tak terlihat atau pemikiran magis. Namun penganut Teori Bumi Datar tak sepenuhnya masuk dalam gambaran besar ini. Kebanyakan teori konspirasi merupakan hasil adopsi dari sejumlah teori bahkan yang bertetangan sekalipun.
"Jika mereka menyukai teori konspirasi lainnya, mereka akan menunjukkan kecenderungan pemikiran-pemikiran magis, seperti percaya UFO, ESP, hantu, iblis dan semua hal lain yang tak terlihat," katanya.
"(Penganut Teori Bumi Datar) kedengarannya tidak seperti itu, sehingga membuatnya sangat anomali dengan kepercayaan warga Amerika yang yakin dengan teori konspirasi," tutup Oliver.
(ams/fay)
Komentar
Posting Komentar